Kabupaten Aceh Utara, SpiritNews-Kabupaten Aceh Utara menjadi daerah dengan angka kasus HIV/AIDS tertinggi di Provinsi Aceh, dengan jumlah 90 kasus selama periode Januari 2014 hingga Juni 2018. Jumlah tersebut melebihi angka kasus HIV/AIDS di Kota Banda Aceh yang hanya mencapai 80, sementara secara keseluruhan jumlah pengidap HIV/AIDS di Provinsi Aceh mencapai 653 kasus.
Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten (KPAK) Aceh Utara mencatat, ibu rumah tangga (IRT) menjadi pengidap HIV/AIDS tertinggi dengan total 27 kasus, disusul wiraswasta dengan 21 kasus dan mahasiswa 5 kasus. Sementara pengidap dari kalangan supir, pelajar dan pegawai negeri sipil (PNS) tercatat masing-masing sebanyak 4 kasus.
Sekretaris KPAK Aceh Utara, Hj Cut Ratna Irawati mengatakan, fenomena jumlah pengidap HIV/AIDS ibarat gunung es. Jika terdeteksi hanya satu orang, maka kemungkinan ada 100-200 orang lainnya yang tidak terdeteksi. “Mereka tidak akan melapor atau berobat ke rumah sakit, karena khawatir ketahuan oleh masyarakat yang memiliki stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS,” katanya.
Stigma yang sering muncul di masyarakat antaralain adalah menuduh penderita HIV/AIDS sebagai pecandu obat-obat terlarang, atau pelaku seks bebas di luar nikah. “Padahal ada pengidap penyakit ini yang merupakan orang baik-baik, misalnya ibu rumah tangga dan bayi yang tertular dari orang lain. Stigma ini sangat merugikan mereka,” ungkap Cut Ratna.
Baca Juga: Kasus HIV/AIDS di Purwakarta Tersebar di 14 Kecamatan
Dikatakan, penderita HIV/AIDS bisa dua kali mati jika stigma ini tetap tumbuh dalam masyarakat. Mereka mati karena tidak diterima bersosialisasi, dan kemudian mati yang sebenarnya setelah digerogoti penyakit ini. Padahal penderita HIV/AIDS bisa bertahan hidup jika rutin mengkonsumsi obat, sama seperti penderita penyakit lainnya.
Ia mengaku heran, mengapa penderita penyakit lain bisa diterima dengan baik di tengah masyarakat, sementara pengidap HIV/AIDS malah ada yang sampai diusir dari tempat tinggal mereka. Menurutnya, stigma buruk terhadap pengidap HIV/AIDS tidak perlu terjadi, jika semua kita memahami tentang seluk beluk penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia tersebut.
“Oleh karena itu, sosialisasi sangat penting agar kita punya pengetahuan yang memadai tentang perlakuan terhadap pengidap HIV/AIDS ini,” tegasnya.
Berita Lain: Pengidap HIV/AIDS di Karawang Bertambah 51 Orang
Untuk itu, KPAK Aceh Utara melakukan sosialisasi HIV/AIDS di Aula Hotel Lido Graha Lhokseumawe, Selasa (6/11/2018) lalu. Diikuti sekitar 150 peserta yang terdiri dari pimpinan SKPK, para camat, pimpinan organisasi wanita, para pegiat LSM kesehatan, tokoh masyarakat dan pimpinan organisasi profesi bidang kesehatan.(mah)