Purwakarta,SpiritNews-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta, Jawa Barat, hari ini memulai proyek pembangunan kawasan Islamic Center di Cilodong, Kecamatan Bungursari. Pada tahap awal, pembangunan pusat peribadatan ini terlebih dulu difokuskan untuk pembuatan masjid.
Peletakan batu pertama (ground breaking) diawali dengan kegiatan istigasah dan doa bersama sebagai simbolis dimulainya proyek tersebut?. Dalam kesempatan ini turut hadir Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin ?beserta rombongan serta sesepuh Pondok Pesantren Al Hikamus Salafiyah Kiai Adang Bandrudin.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, pembangunan kawasan Islamic Center ini akan dilakukan secara bertahap. Di tahun ini bakal difokuskan pembangunan masjid raya terlebih dahulu?.
Selain masjid besar, di lokasi tersebut rencananya dibangun beberapa fasilitas lain, seperti gedung pertemuan dengan kapasitas 1.000 orang dan beberapa taman indah di sekelilingnya.
“Masjid dan pusat keagamaan di lokasi ini menjadi yang terluas dan termegah di Kabupaten Purwakarta,” ujar Dedi di sela-sela acara istigasah, di Mako Brimob, Cilodong, Purwakarta, Jumat (12/5/2017).
Dedi menjelaskan, lahan yang akan digunakan untuk pembangunan pusat keagamaan ini mencapai 9 hektare.
Ia berharap dengan adanya Islamic Center tersebut membuat kegiatan keagamaan skala besar akan terkonsentrasi di sana. Tak hanya itu, di lokasi tersebut nantinya masyarakat pun bisa beribadah sekaligus refreshing.
“Kita juga akan menyediakan fasilitas lain di lokasi itu. Rencananya kita akan bangun juga museum digital di lokasi itu,” jelas Kang Dedi.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Purwakarta Aef Durohman menambahkan bahwa untuk pembangunan tahap pertama pemkab mengalokasikan anggaran Rp38 miliar di APBD 2017. Adapun anggaran yang dialokasikan tersebut untuk keperluan pembangunan masjid. Sedangkan pada fasilitas pendukung lainnya akan dilakukan tahun depan.
“Selain gedung pertemuan, taman, dan masjid besar, kami juga akan menambah beberapa fasilitas publik lainnya. Salah satunya, museum dan perpustakaan digital. Tapi untuk tahun ini, kami fokus dulu ke pembangunan masjid dan ruang pertemuan,” ujarnya.
Aef menambahka?n, mulai hari ini pembangunan Masjid Raya Cilodong telah dimulai. Pihaknya menargetkan masjid dan ruang pertemuan sudah bisa diresmikan serta termanfaatkan sebagai sarana ibadah pada Desember.
“Lahan yang dipakai untuk masjid, mencapai 7.200 meter persegi. Untuk masjid, kapasitasnya sekitar 1.200 orang. Sedangkan untuk ruang pertemuannya dibuat untuk kapasiltas 1.000 orang,” pungkasnya.
Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkapkan alasannya di balik pembangunan pusat keagamaan di sekitar Cilodong, Kecamatan Bungursari.
Selain ingin memanfaatkan lahan milik pemkab? seluas 9 hektare untuk keperluan publik, hal ini merupakan upaya dirinya untuk menghilangkan imej negatif tentang wilayah itu.
“Kawasan Cilodong itu dulu terkenal sebagai lokasi prostitusi?. Makanya, kami berupaya menghilangkan imej negatif di masyarakat itu,” ujar Dedi Mulyadi, Jumat (12/5/2017).
Dedi menjelaskan, sebelum dirinya menjabat bupati, kawasan Cilodong sangat terkenal sebagai pusat prostitusi jalanan di Purwakarta. Bahkan, kata dia, sepanjang jalur Bungursari menuju pintu Tol Cikopo itu banyak warung dengan penerangan lilin yang menjajakan pekerja seks komorsial (PSK).
Setelah dirinya menjabat bupati, upaya penertiban pun dilakukan. Dalam hal ini, pihaknya lebih mengedepankan langkah persuasif. Alhasil, lambat laut, satu per satu bangunan kumuh disepanjang jalur itu akhirnya bisa ditertibkan tanpa harus ada konflik dan kekerasan.
“Saat ini, warung remang-remang di sepanjang jalur itu berganti taman bunga yang indah. Karena, sekarang ditempati oleh para pedagang bunga,” jelas dia.
Tapi, belakangan ini praktik prostitusi di lokasi itu kembali muncul. Namun, jumlahnya tak sebanyak dulu dan mereka melakukannya dengan cara sembunyi-sembunyi.
Dedi pun kembali melakukan langkah komunikasi dengan 70 PSK yang tersisa. Alasan mereka kembali terjun ke dunia prostitusi karena faktor ekonomi.
“Makanya, tahun ini kami bangun pusat keagamaan besar di kawasan ini. Supaya, praktik prostitusi di Cilodong bisa diminimalisasi. Sehingga, daerah ini tak terkenal lagi dengan sebutan kawasan mesum,” tambah dia.(rls)