Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP) menyelenggarakan seminar daring One Day Dissemination dengan tema “Biosensor dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati”.
Dalam diskusi interaktif tersebut, ribuan orang menyimak kembali paparan para narasumber yang disiarkan ulang di media sosial facebook.
“Seminar yang diikuti oleh lebih dari 400 peserta ini diharapkan memberi manfaat, menambah jejaring kerja dan persahabatan, serta menambah pemahaman mengenai biosensor, dan penerapannya di Karantina Pertanian,” kata Kepala BUTTMKP, Wawan Sutian, kepada wartawang, Sabtu (13/6/2020).
Sebelumnya, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama, dan Informasi Perkarantinaan, Junaidi, menyambut baik seminar daring ini. Junaidi menyebut sumber daya alam Indonesia perlu dijaga dan dilindungi dan salah satu peran karantina adalah mencegah masuknya penyakit ke wilayah Indonesia.
“Pemeriksaan visual secara kasat mata belum tentu dapat mencegah penyakit Karantina, untuk itu diperlukan alat biosensor untuk mempermudah tugas Karantina,” kata Junaidi.
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Agus Sunanto, mengatakan, alat biosensor sangat diperlukan oleh petugas karantina dilapangan. Hal ini tersebab kesulitan yang ditemui jika hanya mengandalkan mata dan indra petugas.Pernyataan Agus itu pula diperkuat oleh Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati M. Adnan.
“Permintaan ekspor produk pertanian yang meningkat, membutuhkan alat yang dapat membantu petugas secara cepat untuk membantu kelancaran ekspor,” kata Adnan.
Dalam seminar daring ini, Arifin Tasrif dari Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, Prof Taufik dari Universitas Halu Uleo, dan Rida Hudaya dari Politeknik Negeri Bandung.Arifin menjelaskan biosensor , transduser, dan alat pembaca biosensor. Secara prinsip, alat ini dapat dibuat dan dapat digunakan untuk membantu kerja petugas dilapangan.
Prof Taufik dari Universitas Halu Uleo, mengatakan, salah satu prinsip biosensor adalah penggunaan deteksi thermal.
“Perbedaan suhu pada tanaman dapat membantu prediksi hasil dan kualitas panen dari komoditas tertentu,” jelasnya Taufik.
“Biosensor menerapkan pendekatan multidisiplin dalam fisika, kimia, biologi, dan ilmu keteknikan dalam kedokteran, teknik dan industri,” ungkapnya.(sam)