Jakarta, spiritnews.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) siap menggandeng lembaga inkubator kewirausahaan dan universitas global di Belanda dalam mendukung pengembangan usaha rintisan (startup) khususnya di sektor pertanian Indonesia.
“Kami siap melakukan kerja sama dengan universitas dan lembaga inkubator yang ada di Belanda seperti Universitas Wageningen, Universitas Uthrect dan Lembaga Inkubator DotSlash Utrecht. Sebagai contoh Universitas Wageningen merupakan yang terbaik di dunia dan satu-satunya universitas di Belanda yang fokus pada tema Healthy Food dan Living Environment,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Diakuinya, pertanian merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada 2022, kontribusi pertanian terhadap PDB mencapai 12,4 persen. Ini menjadikannya sektor terbesar ketiga yang berkontribusi terhadap PDB.
“Maka, transformasi digital di sektor pertanian menjadi pekerjaan rumah sekaligus peluang yang dapat dimanfaatkan startup pertanian,” katanya.
Dalam Agritech Report 2020 terungkap, hingga 2019 lalu baru 4,5 juta petani memanfaatkan internet. Jumlahnya setara 13,44 persen dari total petani di Indonesia. Padahal e-grocery menjadi salah satu segmen teknologi pertanian (agritech) yang paling bergairah.
Ukuran pasar online grocery di Indonesia diperkirakan tumbuh hingga 6 miliar dolar Amerika Serikat AS atau setara Rp91,56 triliun pada 2025. Angka itu menjadikan pasar e-grocery Indonesia sebagai salah satu dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.
Berdasarkan data Tech in Asia, pendanaan yang mengalir ke startup agritech terus meningkat sejak 2018 baik dari jumlah maupun nilai kesepakatan. Nilai pendanaan pada 2022 menembus 376,75 juta dolar AS (Rp 5,7 triliun). Kemudian, jumlah pendanaan startup pertanian pada 2022 meningkat dua kali lipat secara tahunan menjadi 27 pendanaan.
“Bila dilihat dari tahapan pendanaannya, pada 2022 terjadi peningkatan pemberian modal tahap awal (pre-seed dan seed) hingga sekitar dua kali lipat secara tahunan,” jelasnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, KemenKopUKM akan menggandeng dengan Wageningen University and Research di Belanda melalui Startlife Agrifoodtech Accelerator yang telah memiliki lebih dari 400 Portofolio Start-up dengan jumlah mentor lebih dari 50 orang dan lebih dari 40 Global Partnership Network.
Sedangkan untuk Universitas Utrecht, sebagai salah satu universitas tertua di Belanda yang memiliki lembaga inkubator kewirausahaan UtrechtCE (Utrecht University Centre for Entrepreneurship) dan Lembaga Inkubator kewirausahaan.
DotSlash Utrecht, kerja sama diharapkan mampu berbagi pengalaman dalam membantu menciptakan usaha jangka panjang yang berdampak dan mempercepat transisi global.(red/sir)