Kota Denpasar, spiritnews.co.id – Bali menyelenggarakan program pelatihan yang inovatif yang bertujuan untuk mengembangkan usaha ultra-mikro, mengumpulkan 250 pengusaha perempuan untuk hari yang menginspirasi dalam pemberdayaan, pengembangan keterampilan, dan jejaring.
Berjudul “Memperluas Akses Pasar untuk Pengusaha Perempuan” dan diselenggarakan oleh Pusat Investasi Pemerintah (PIP) bekerjasama dengan WEConnect International dan Karya Nusantara, acara ini membahas tantangan kritis yang dihadapi usaha ultra-mikro, khususnya yang dipimpin oleh perempuan. Program ini memberikan peserta alat untuk mengembangkan operasi mereka dan memperluas jangkauan pasar mereka, termasuk peluang untuk mengakses pasar internasional.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyumbang 99% dari bisnis di Indonesia dan mempekerjakan 96,9% tenaga kerja, menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia. Dengan menargetkan UMKM yang dipimpin perempuan, inisiatif ini berupaya membuka potensi yang belum dimanfaatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Berdasarkan Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada tahun 2023, PIP dan WEConnect International berkomitmen untuk memberdayakan 1.000 pengusaha perempuan di seluruh Indonesia. Tahun pertama program ini berfokus pada pelatihan 500 pengusaha perempuan, mengintegrasikan mereka ke dalam jaringan global WEConnect International, dan menyelenggarakan roadshow di Jakarta dan Bali untuk menginspirasi dan membekali peserta dengan strategi yang dapat ditindaklanjuti.
Pertemuan yang sukses ini menarik 250 peserta melalui upaya kolaboratif dari lembaga keuangan regional dan koperasi terkemuka, seperti PNM Bali, Pegadaian Bali, Koperasi Konsumen Central Hutama Mandiri, Koperasi Jujur Utama Mandiri, KSU Krama Bali, dan UGT Nusantara.
Presiden dan Direktur Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ismed Saputra, menekankan potensi transformatif program ini. Dengan pembiayaan ultra-mikro (UMi), pihaknya mendobrak hambatan inklusi keuangan bagi pengusaha perempuan.
“96% dari komunitas UMKM kami dan sering mengalami kesulitan mengakses pembiayaan formal. Program ini memberdayakan peserta dengan mentoring langsung, strategi yang dapat ditindaklanjuti untuk memasuki pasar internasional, dan alat untuk memperluas jangkauan dan dampak mereka,” kata Ismed.
CEO dan Co-Founder WEConnect International, Elizabeth Vazquez, mengapresiasi program WEConnect International. Ia bangga mendukung inisiatif yang memberdayakan pengusaha perempuan di Indonesia.
“Dengan menyediakan akses ke jaringan bisnis global, kami membantu mereka membuka peluang baru dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional. Perempuan adalah penggerak utama pertumbuhan ekonomi, dan melalui pelatihan ini, kami bertujuan untuk mempercepat dampak positif mereka,” kata Elizabeth.
Pelatih workshop Abigail Saveria, mengatakan, seminar ini adalah bukti kekuatan dan ketahanan pengusaha perempuan. Membimbing mereka tentang kepemimpinan diri dan strategi bisnis adalah sebuah kehormatan.
“Saya terinspirasi oleh tekad mereka untuk mengubah tantangan menjadi peluang,” kata Abigail.
Kisah Inspiratif Pengusaha Perempuan
Ni Made Roni, pendiri Made Tea, berbagi perjalanan kewirausahaannya yang menginspirasi di acara tersebut, mewujudkan kekuatan UMKM milik perempuan untuk memadukan tradisi dengan inovasi.
“Seorang perempuan seperti kantong the, kamu tidak pernah tahu seberapa kuat dia sampai dia masuk ke air panas. Sebagai pengusaha perempuan, kami memiliki berbagai peran, tetapi kami juga memiliki kemampuan unik untuk menciptakan sesuatu yang bermakna bagi komunitas kami. Saya berharap cerita saya menginspirasi orang lain untuk mengambil lompatan keyakinan dan percaya pada visi mereka,” kata Roni.
Kisah sukses lain yang patut dicatat adalah Ayu Puspita Dewi, pemilik bisnis bersertifikat
WEConnect International, pendiri Bali Interpreting, yang perjalanannya dari seorang juru Bahasa lepas menjadi pemilik perusahaan penerjemahan yang berkembang pesat menunjukkan dampak pemberdayaan kewirausahaan.
Ayu tidak hanya menyediakan layanan penerjemahan untuk acara ini, tetapi keahliannya juga dicari oleh organisasi multilateral untuk konferensi internasional terkemuka.
“Acara ini melambangkan esensi transformasi, tidak hanya untuk bisnis tetapi juga untuk individu. Melalui program serupa yang diselenggarakan oleh WEConnect International, saya telah memperluas basis klien saya dan memperoleh kepercayaan diri untuk memimpin di bidang yang didominasi laki-laki. Tujuan saya adalah menjadi jembatan bagi budaya dan ide, membuktikan bahwa usaha kecil dapat menciptakan perubahan penting,” kata Ayu.
Made Reina Ayu, seorang wirausahawan dari Bali dan pendiri rumah jamu tradisional, memikat hadirin dengan kisahnya yang jujur dalam berwirausaha. Kisahnya yang menarik sangat menyentuh hati para hadirin, khususnya Deby, klien Pegadaian.
“Kisah Reina tentang mengatasi masa-masa tergelapnya selama tahap awal bisnisnya sangat menyentuh hati saya. Ketangguhannya sebagai seorang wirausahawan benar-benar menginspirasi dan menggambarkan kekuatan yang ingin saya wujudkan. Keikutsertaan wirausahawan wanita Bali sebagai pembicara utama memberikan nilai tambah yang signifikan pada acara ini,” kata Deby.(rls/red/ops/sir)