Kabupaten Karawang, SpiritNews-Wajah dunia pendidikan Kabupaten Karawang kembali tercoreng, dengan ambruknya gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kutanegara II, Kecamatan Ciampel, Kamis (1/11/2018) malam. Kondisi gedung yang dibiarkan lapuk dan rusak tanpa perawatan, diduga jadi penyebab utama ambruknya gedung sekolah yang melayani kelas jauh untuk anak-anak masyarakat sekitar.
Kejadian gedung sekolah ambruk yang berulang tersebut, menuai tanggapan dari politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kabupaten Karawang, Yusuf Nurwenda. Ia menyindir Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang di bawah kepemimpinan Bupati Cellica Nurracahadiana, dengan memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) lebih dari Rp 4 triliun ternyata tak mampu untuk merawat bangunan sekolah.
“SDN Kutanegara II semalam ambruk. Katanya Pemda Karawang duitnya triliunan, sekolah saja sampe ambruk gitu,” ujar Yusuf kepada SpiritNews, Jumat (2/11/2018).
Menurutnya, Pemda Karawang melalui dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) dan PRKP (Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman), terlalu banyak menghamburkan dana untuk pembangunan yang tidak penting dan bukan skala prioritas kebutuhan masyarakat, seperti renovasi Pendopo Karangpawitan dan pembangunan taman-taman di trotoar jalan.
Baca Juga: Siswa Berjalan 5 Kilometer untuk Bersekolah di SDN Kutanagara II yang Rusak Parah
“Jangan hambur-hamburin duit gak karuan untuk bangun yang gak perlu dan gak ada manfaatnya untuk masyarakat,” tegas mantan Ketua Apdesi Kabuaten Karawang ini.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karawang, Toto Suripto meminta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) untuk segera melakukan langkah konkrit. Pasalnya, gedung sekolah ambruk akibat dibiarkan rusak terus terulang. “Bangunan sudah ambruk gini siapa yang harus disalahkan? Saya tak habis pikir dinas pendidikan begitu apatis, seperti tidak peduli,” katanya.
Dijelaskan, sebelum ambruk pihak sekolah sudah melaporkan bangunan SDN Kutanegara II yang melayani kelas jauh tersebut ke Disdikpora Karawang. Ia menyayangkan sikap Disdikpora yang malah mempermasalahkan bangunan sekolah, karena berdiri di lahan Perhutani sehingga tidak bisa direnovasi. Padahal sekolah tersebut jadi perajut cita-cita para anak di wilayah setempat.
Berita Lain: Potret Buram Pendidikan di Karawang, Siswa Belajar di Lantai, Dua Ruang Kelas Nyaris Ambruk
“Dalam kejadian ini memang tidak ada korban jiwa, karena ambruknya saat malam. Coba kalau saat sedang kegiatan mengajar, siapa yang mau bertanggung jawab? Banyak sekolah yang berdiri di atas tanah Perhutani, ini menyangkut dunia pendidikan dan mereka berhak mendapatkan pendidikan yang layak,” ungkap Toto.(sir/moy)