WALIKOTA Bekasi, Dr. Rahmat Effendi begitu antusias memenuhi target operasional Trans Patriot pada akhir tahun 2018 ini. Trans Patriot yang tak lain merupakan bus transportasi massal yang diharapkan bisa mengurai kemacetan, sekaligus memberikan alternatif transportasi yang murah dan nyaman dapat diterima oleh warga kota. Trans Patriot direncanakan mengaspal mulai Senin, 26 November 2018.
Pada hari itu pula, Walikota Bekasi akan meluncurkan program tersebut di salah satu Shelter Trans Patriot di Jalan Ahmad Yani. Untuk saat ini, Trans Patriot akan melayani dua rute, yakni Terminal Bekasi-Kawasan Harapan Indah dan Terminal Bekasi-Kawasan Summarecon. Operasional dua rute ini akan didukung oleh sembilan unit Bus Trans Patriot, dengan melewati 22 lintasan pemberhentian.
Hadirnya Trans Patriot di Kota Bekasi merupakan hasil sebuah proses yang panjang dan penuh komitmen dari seorang Rahmat Effendi, untuk mewujudkan Kota Bekasi yang mampu membawa warganya pada standar kualitas hidup yang baik. Pasalnya, dari sembilan indikator standar kualitas hidup yang dirilis Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP), transportasi merupakan salah satu indikator penting dan wajib.
Pada kenyataannya, kondisi lalulintas di Kota Bekasi sendiri sangat kompleks. Sebagai kawasan penyangga ibukota, Kota Bekasi diapit oleh pertumbuhan industri yang sangat pesat dan mengakibatkan adanya peningkatan traffic lalulintas. Di lain sisi, program pembenahan akses transportasi baik berupa jalan bebas hambatan (tol) serta moda kereta cepat (MRT dan sejenisnya), dari dan menuju Kota Bekasi masih dalam proses penggarapan oleh pemerintah pusat.
Maka tak heran di periode kedua sebagai Walikota Bekasi, Rahmat Effendi menempatkan realisasi program Trans Patriot dalam kerangka kerja 100 hari. Program yang sempat tertunda selama satu tahun ini dijadikan prioritas, dengan tujuan warga kota dapat memperoleh layanan transportasi massal yang murah dan aman sesegera mungkin. Hal itu menunjukkan betapa Pemkot Bekasi sangat serius memenuhi aspirasi warga.
Kedepan, pengembangan Bus Trans Patriot tentunya akan dilakukan secara simultan. Penambahan armada dan rute, peningkatan SDM, serta layanan angkutan hingga upaya harmonisasi dengan trayek angkutan umum lainnya, juga menjadi hal krusial untuk menciptakan kondisi lalulintas yang aman dan nyaman dengan tetap mempertimbangkan kemaslahatan moda transportasi umum yang sudah ada.
Sebagaimana Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas, pemerintah daerah dalam hal ini Pemkot Bekasi memang memiliki kewajiban untuk menyediakan kendaraan umum, sekaligus mengelola managemen lalulintas melalui instansi terkait dengan pendekatan standar layanan minimal.
Dukungan Masyarakat
Di banyak survei moda transportasi di Kota Bekasi, masyarakat memang cenderung memilih moda pribadi sebagai alat transportasi. Faktor alasan keamanan, kenyamanan dan efisiensi biaya, memungkinkan kecenderungan tersebut. Jelas saja secara faktual kita dapat mengamati fakta tersebut di keseharian. Volume kendaraan yang keluar-masuk Kota Bekasi sangat banyak. Di dalam kota sendiri, titik-titik kemacetan tersebar secara merata. Mulai dari jalur protokol seperti Ahmad Yani, Sultan Agung, Ir. H. Juanda, Joyo Martono, serta Jalan Raya Pondok Gede, Rawa Panjang-Bantar Gebang, dan titik lainnya.
Di satu sisi, upaya untuk membatasi jumlah kepemilikan kendaraan pribadi tidak mudah dan membutuhkan waktu adaptasi yang lumayan panjang. Singapura misalnya harus melewati periodeisasi 20 tahun lebih, mulai dari pengembangan moda transportasi umum, penerapan electronic road pricing (ERP) sampai level pendekatan kawasan berbayar hingga ERP berbasis satelit, serta pendekatan kuota kendaraan yang mewajibkan pemilik kendaraan baru mengurus sertifikat kendaraan yang hanya berlaku selama 10 tahun (Certificate of Entitlement).
Maka menghadapi realisasi Trans Patriot, hanya ada tiga langkah utama yang harus dilakukan oleh multistakeholder. Yakni pemangkasan waktu tempuh, penekanan biaya transportasi serendah-rendahnya, dan terakhir kesadaran dari warga sendiri untuk memilih transportasi umum. Dalam proses upaya pemerintah untuk memangkas waktu dan biaya, tentu besar harapan masyarakat dapat mendukung optimalisasi pengembangan moda transportasi umum dengan mengurangi intensitas penggunaan kendaraan pribadi. Lompatan awal dengan dua rute Trans Patriot ini diharapkan bisa menunjukkan tren positif dalam upaya mengurai kemacetan dalam waktu dekat.
Maka untuk itu sembari pembenahan dilakukan, kita semua berharap adanya perspektif yang perlu ditanam di dalam diri masyarakat. Bahwa upaya peralihan penggunaan moda transportasi pribadi ke umum dapat menekan emisi udara dan berujung pada meningkatnya kualitas lingkungan di Kota Bekasi. Keuntungan lain yang bisa diperoleh, yakni terbukanya ruang sosialisasi yang lebih besar antar komponen masyarakat. Penggunaan moda transportasi umum memungkinkan warga bertemu satu sama lain dengan personal tertentu yang selama ini terbatasi oleh ruang dan waktu.
Pada akhirnya, upaya menciptakan kondisi warga Kota Bekasi yang lebih baik merupakan hasil kolaborasi multi stakeholder. Stakeholder pemerintah berperan menciptakan regulasi, standar pelayanan, insfrastruktur, dan sosialisasi sehingga dapat diimplementasikan dengan baik. Wargapun mesti mengambil peran. Menyambung informasi, memberi kesempatan, mencoba, dan memberikan masukan sehingga program-program pemerintah, dalam hal ini Trans Patriot dapat berjalan dengan baik untuk menjawab persoalan lalu-lintas. Saya sendiri sangat yakin, di lima tahun ini, akan ada banyak perubahan dan lompatan yang bisa kita ciptakan bersama dalam mewujudkan Kota Bekasi yang lebih Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Ihsan.(*)
Penulis:
Indah Indri Hapsari, SH., M.Si.
Kasubag Publikasi Eksternal Bagian Humas Setda Kota Bekasi