Faktor Pendidikan Pengaruhi Perekrutan Tenaga Kerja

  • Whatsapp

Karawang, SpiritNews-Dunia industri di Indonesia masih kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang ahli dan handal dibidangnya. Hal ini terjadi karena faktor pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih lebih banyak memberikan pelajaran teori.
Assisten Deputi Ketenagakerjaan Menko Perekonomian, Yulius mengatakan, sistem pendidikan SMK belum mendukung kebutuhan perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja yang handal.
Hal ini karena pola pendidikan yang salah, karena sekitar 60 persen siswa mendapatkan pelajaran teori, dari pada pelajaran praktek. Akibatnya banyak lulusan SMK kesulitan mendapatkan pekerjaan ketika sudah lulus sekolah karena sumber daya manusia (SDM) belum memenuhi standar yang dibutuhkan perusahaan.
“Presiden berharap sistem pendidikan sekolah kejuruan harus dirubah untuk mendukung kebutuhan tenaga kerja yang handal. Setelah kita evaluasi memang sistem pendidikan di sekolah kejuruan saat ini belum mendukung terciptanya lulusan yang handal seperti yang diharapkan oleh perusahaan. Makanya kita mulai melakukan sosialisasi soal ini ke setiap daerah agar daerah siap mendukung kebijakan pemerintah nantinya,” kata Yulius, saat bertemu dengan Dewan Vokasi Pemagangan Karawang, Kamis (6/4/2017).
Dikatakan, berdasarkan hasil evaluasi kurikulum yang dimiliki sekolah kejuruan belum sejalan dengan dengan kebutuhan dunia industri. Lulusan sekolah kejuruan tidak siap bekerja di perusahaan terutama perusahaan industri yang membutuhkan tenaga trampil.
Dari jumlah guru sekolah kejuruan yang mencapai 302 ribu orang baru 22 persen yang dinyatakan produktif dalam memberikan pelajaran kepada siswanya.
“Memang yang menjadi masalah untuk pelajaran praktek membutuhkan peralatan sehingga pihak sekolah lebih banyak pelajaran teori karena faktor biaya,” katanya.
Menurutnya, salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan antara kebutuhan perusahaan dengan kualitas tenaga kerja salah satunya dibentuk dewan vokasi di setiap daerah. Dewan Vokasi ini nantinya akan mendidik lulusan sekolah kejuruan baik melalui balai latihan kerja atau langsung pemagangan di perusahaan.
“Karawang sudah dibentuk Dewan Vokasi makanya kami datang menemui pengurus Dewan Vokasi Karawang untuk menanyakan langsung kegiatan pemagangan. Apalagi Presiden langsung menanyakan soal pemagangan di Karawang karena beliau yang membuka lounching pemagangan di Karawang,” jelasnya.
Ketua Dewan Vokasi Karawang, Ahmad Zamakhsyari mengatakan, kunjungan pejabat Menko Perekonomian ke Karawang terkait soal program pemagangan yang sedang dilaksanakan di Karawang.
Kabupaten Karawang merupakan daerah pertama yang membentuk Dewan Vokasi. Dewan Vokasi Karawang akan melepas 500 orang untuk bekerja magang untuk tahap pertama pada 13 April nanti.
“Secara bertahap kita akan melepas calon tenaga magang untuk bekerja magang di perusahaan hingga totalnya mencapai 5000 orang. Bulan ini 500 orang akan kita lepas untuk bekerja di perusahaan,” kata wakil bupati Karawang ini.(sir)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *