Pengembangan Ekowisata Mangrove Jadi Alternatif Solusi Penangan Abrasi di Wilayah Pesisir

  • Whatsapp
https://spiritnews.co.id/
Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) yang bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Karawang, melaksanakan Program Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove yang juga didukung PT PHE ONWJ melalui program unggulan pemberdyaan masyarakat.

Kabupaten Karawang, SpiritNews-Pengembangan program ekowisata mangrove bisa menjadi pilihan alternatif penanganan masalah abrasi, selain program sabuk pantai dengan pembangunan turab yang selama ini dikatahui memakan biaya cukup mahal. Seperti yang dilakukan masyarakat Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon.

Berawal dari inisiasi masyarakat setempat melalui Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) yang bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Karawang, melaksanakan Program Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove yang juga didukung PT PHE ONWJ melalui program unggulan pemberdyaan masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Kami berharap, program ini akan menjadi awal yang baik untuk mewujudkan kesejahteraan nelayan di desa kami. Kami optimis, dusun kami bisa maju dan memperkaya tujuan wisata di Karawang,” ujar Ketua Kelompok Petani Mangrove Pasir Putih, Sahari.

Baca Juga: Jaga Lingkungan Pesisir dengan Pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar

Untuk meningkatkan kapasitas dalam mengelola ekowisata di area pesisir, kelompok ini belajar dari Kelompok Tani Desa Cilamaya Girang, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, binaan PHE ONWJ yang telah berhasil membangun ekowisata di atas lahan seluas 2,5 hektare yang dikenal dengan nama Kapal Kehati GreenThink.

“Walaupun berbeda kabupaten, lokasi kami tidak jauh, hanya sekitar 18 kilometer jalur darat. Kami berharap ilmu yang kami dapatkan selama mengelola ekowisata di Kapal Kehati GreenThink, bisa kami tularkan untuk saudara-saudara kami. Sehingga kami bisa saling belajar dan maju bersama,” ungkap Ketua Kelompok Tani GreenThink, Aruji Kartawinata.

Sejak program kemitraan ini berjalan, terlihat perubahan yang sangat signifikan bagi ekosistem pesisir termasuk perilaku masyarakat setempat. Lahan mangrove seluas 20 hektare kini telah ditumbuhi lebih dari 96 ribu pohon, dengan fasilitas penunjang berupa jalan trekking lebih dari 200 meter, sarana air bersih dan saung pertemuan.

“PHE ONWJ maupun DKP Kabupaten Karawang memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan kawasan pesisir yang berkelanjutan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Juga sebagai pusat pendidikan lingkungan bagi seluruh sekolah dan warga Karawang, sehingga paham untuk berpartisipasi dalam perbaikan lingkungan di sekitar masing-masing,” ungkap Humas PHE, Agus Sudaryanto.

Berita Lain: Hutan Mangrove Ramaikan Destinasi Wisata di Karawang

Keberadaan program ini memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan, dengan jumlah pengunjung yang meningkat setiap waktunya terutama di hari libur. Sehingga dapat menjadi gambaran ke depannya, untuk menjadi destinasi wisata pesisir yang direkomendasikan di Karawang.(art)

Pos terkait