Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Unbhara Jaya) menggelar seminar internasional tentang keamanan siber atau International Conference On New Security Challenges Facing Cyber Threats From Multidiciplinary Approach.
Dalam seminar ini, pihak Unbhara Jaya menghadirkan berbagai nara sumber yang juga berprofesi sebagai dosen dari sejumlah universitas di negara tetangga, seperti, Prof Abu Bakar Munir dari Universitity of Malaya (Malaysia), Dr. Do Giang Nam dari Vietnam National University, Dr. Jiow Hee Jhee dari Singapore Intitute Technology, Tamra H Greig Economic Officer Us Embassy Jakarta, Aksel Tomte University Of Oslo Norway, Prof. Hermawan Sulistyo dari Universitas Bhayangkar Jakarta Raya dan Wakil Ketua Badan Siber dan Sandi Negara Komjen Pol Drs. Dharma Pongrekun, M.M., M.H.
“Para pembicara tersebut adalah ahli-ahli keamanan siber tingkat dunia,” kata Wakil Rektor Bidang Kerjasama Unbhara Jaya, Dr. Diah Ayu Permata, ST., S.IP., M.IR, saat membuka konferensi pers, Senin (2/12/2019).
Diakuinya, Indonesia merupakan menjadi contoh sebagai pusat dan sekaligus gravity kerentanan dunia maya yang secara global dapat menjadi sasaran empuk serangan siber.
“Seminar ini untuk mendiskusikan keamanan siber dari sudut pandang Multidispliner mulai dari segi hukum, ekonomi dan politik,” kata Diah.
Wakil Ketua Badan Siber dan Sandi Negara Komjen Pol Drs. Dharma Pongrekun, M.M., M.H., mengatakan, keamanan siber ini erat kaitannya dengan era globalisasi yaitu penyamaan sistem di seluruh negara di dunia.
“Saat ini, beberapa negara di Asia telah berada dipuncak transformasi digital, yang juga telah terbukti dapat mendorong kemajuan infrastruktur dan teknologi baru untuk meningkatkan kemampuan ekonomi. Bersamaan dengan perkembangan positif tersebut terletak pula kebutuhan nyata untuk melindungi output dan aset yang dihasilkan dari revolusi teknologi tersebut,” kata Dharma.
Berkaitan dengan keamanan siber dari sudut pandang hukum hak asasi manusia dan keamanan nasional, kata Dharma, diperlukan perlindungan data pribadi, dan kontrak – kontrak hukum.
Sedangkan dari sisi ekonomi dalam rangka pegembangan ekonomi digital, jelasnya, berkaitan dengan perkembangan Start Up, teknologi finansial dan e-commerce.
“Dari aspek politik berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM), kebijakan dan sistem regulasi. Sedangkan pada aspek budaya perlu kesadaran keamanan digital dan digital literasi di tiap – tiap individu di masyarakat,” ujarnya.
Indonesia merupakan salah satu negara pengguna internet dengan jumlah tertinggi di dunia, dengan lebih dari 80 juta pengguna aktif mengakses layanan online dari beberapa perangkat.
Dengan sedikit atau tanpa kendali sama sekali atas penggunaan perangkat keras oleh para “netizen” Indonesia, mereka telah membawa serta arus informasi yang sangat terbuka dan rentan terhadap berbagai jenis intrusi spionase digital, kejahatan dunia maya, serangan dan bahkan perang siber.
Seminar Internasional ini akan dihadiri oleh 400 peserta dari dalam dan luar negeri. Kegiatan akan bertempat di gedung Tanoto Universitas Bhayangkara Jaya jalan Perjuangan Bekasi.(sir)