RSUD Subang Kini Memiliki Alat Kesehatan ESWL dan Bronkoskopi Canggih dengan Teknologi Tinggi

  • Whatsapp

Kabupaten Subang, spiritnews.co.id – Terus berbenah, berbenah terus. Ini yang terus dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Subang, khususnya pasien. Sebab, RSUD Subang menjadikan pasien sebagai mitra sehati melalui sehat.

Berbenah itu dilakukan melalui pembangunan infrastruktur (lahan parkir diaspal), sarana dan prasarana terutama alat kesehatan ditingkatkan, dan peningkatan pelayanan, serta pegawai yang ramah dan smile (murah senyum).

Bacaan Lainnya

Kali ini, di usia ke 75 tahun RSUD Subang mengabdi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Subang dengan menyediakan alat kesehatan dengan teknologi canggih. Seperti Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) dan Bronkoskopi. Selain itu, RSUD Subang juga sekarang sudah memiliki ruang tunggu khusus untuk keluarga pasien.

Direktur RSUD Subang, dr. Ahmad Nasuhi, mengatakan, ESWL ini adalah sebuah alat yang canggih dengan teknologi tinggi untuk tindakan pemecahan batu ginjal dengan gelombang kejut tanpa luka operasi.

“Extracorporeal berarti “di luar tubuh”. Dalam hal ini, mengacu pada sumber gelombang kejut. Metode ini tidak memerlukan pembedahan. Prosedur ini memakai mesin berteknologi tinggi,” kata Nasuhi, kepada spiritnews.co.id, di sela-sela peresmian gedung ESWL, Bronkoskopi dan ruang tunggu keluarga pasien oleh Bupati Subang H. Ruhimat atau yang akrab disapa Kang Jimat, yang dipadukan dengan peringatan HUT RSUD Subang ke 75, Sabtu (9/12/2023).

Diakuinya, alat ESWL yang memakai mesin berteknologi tinggi ini dibeli datri Jerman dengan biaya sebesar Rp 7,2 miliar. Pembelian alat ini dengan biaya yang besar tersebut tidak menggunakan dana APBD Subang.

“Kami membeli alat kesehatan ESWL ini dengan dana kas RSUD. Sebab, keuangan RSUD Suabng saat ini sudah SILPA,” katanya.

Sedangkan Bronkoskopi, kata Nasuhi, adalah alat kesehatan untuk tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam prosedur diagnostik dan terapi penyakit paru. Dalam perkembangannya, bronkoskop dibagi atas bronkoskop rigid dan bronkoskop fleksibel.

“Bronkoskopi ini kami beli dengan harga Rp 2,6 miliar. Dana ini merupakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dari pemerintah pusat. Kita juga kini sudah memilik gedung khusus untuk kleuarga pasien yang sedang menunggu,” jelasnya.

Dikatakan, sekitar Maret 2023 lalu RSUD Subang mendapatkan cobaan yang sangat berat akibat terjadi kasus Kematian Ibu Hamil yang diberitakan berbagai media yang seolah-olah ditolak berobat oleh RSUD Subang. Saat itu, RSUD Subang menjadi sasaran bully nasional, hujatan, cacian, kecaman dan hinaan bertebaran di media sosial.

“Seolah-olah semua kesalahan atas kejadian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab kami. Posisi kami saat itu benar-benar dititik nadir paling bawah, seluruh kerja keras dan pengabdian segenap rekan-rekan tenaga kesehatan RSUD selama bertahun-tahun, seolah tiada artinya dan lenyap begitu saja akibat kasus tersebut,” ucapnya.

Dalam kondisi yang sulit dan seberat apapun, kata Nasuhi, pihaknya dan seluruh pegawai RSUD Subang tetap bersikap obyektif dengan memberikan kesempatan kepada pihak independen guna melakukan audit untuk menentukan derajat kesalahan yang dilakukan oleh RSUD Subang.

“Alhamdulillah, dari hasil audit yang ada, RSUD Subang dinyatakan tidak melakukan kesalahan serius dan diberikan teguran untuk memperbaiki standar layanan. Dari permasalahan tersebut, kami bisa bangkit dan menata diri lebih baik lagi, seperti saat bisa meningkatkan pelayanan di RSUD Subang,” terangnya.

“Tuhan punya cara untuk memberikan teguran dan mengajari kami untuk bisa lebih baik. Perlahan namun pasti, kami bersama-sama terus berusaha memperbaiki diri. Dan alhamdulillah hasilnya berbuah manis. Sesuai keputusan MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA RI pada tanggal 23 November 2023 tentang “Hasil Pemantauan & Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Kementerian, Lembaga, PEMPROV, PEMDA dan BUMN untuk tahun 2023”, RSUD Subang mendapatkan skor indeks 4,45 (dari skala penilaian 1-5) atau kategori A-,” tuturnya.

Indeks 4,45 ini mendongkrak skor indeks rata-rata Kabupaten Subang menjadi 4,20 karena skor indeks Kecamatan Jalan Cagak sebesar 4,02 dan skor indeks Dinas Sosial sebesar 4.12. Dengan keberhasilan mencapai skor indeks 4,20, Subang untuk pertama kali masuk dalam 10 besar kabupaten di Jawa Barat yang memberikan pelayanan publik terbaik.

Bupati Subang, H. Ruhimat atau yang akrab disapa Kang Jimat, mengatakan, keinginan rakyat Subang dalam hal pelayanan kesehatan yang baik, saat ini sudah mulai terjawab satu per satu.

“Jika ada warga yang bertanya RSUS Subang memiliki alat pemecah batu ginjal tidak ? Jawabannya adalah sudah punya. Saya bangga dengan managemen RSUD Subang yang mampu membeli alat atau mesin ESWL dengan harga Rp 7,2 miliar dengan uang kas sendiri, tanpa bantuan pemerintah. RSUD Subang juga sudah memiliki Bronkoskopi untuk diagnostik dan terapi penyakit paru, yang dibeli dengan harga Rp 2,6 miliar,” kata Bupati.

“Saya optimis RSUD Subang semakin baik dan maju. Saya apresiasi yang dilakukan oleh management RSUD Suabng dengan adanya alat kesehatan yang baru untuk memenuhi pelayanan,” tambahnya.

Menurutnya, RSUD Subang saat ini telah mampu memanusiakan para pasien dan keluarga yang menunggunya. Dengan membangun ruang tunggu khusus keluarga pasien. Sehingga, keluarga pasien tidak lagi berada diposisi yang sembarangan seperti di emperen, di jalan dan lorong sekitar RSUD Subang.

“Setelah saya resmikan ruang tunggu ini, saya tidak ingin lagi melihat keluarga pasien berada di lorong, berada di emperan atau di parkiran. Gunakan ruang tunggu ini dengan baik,” katanya.

Pada kesempatan itu, Bupati Kang Jimat yang tidak lama akan berakhir masa jabatanya, menegaskan, siapapun (pejabat, pegawai, atau keluarga pasien) tidak boleh merokok di lingkungan rumah sakit.

“RSUD Subang harus bebas dari asap rokok. Tidak ada yang merokok disekitar rumah sakit. Agar lingkungan RSUD Subang bersih,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan, saat ini masyarakat Subang tidak perlu khawatir mengenai pelayanan kesehatan. Sebab, saat ini Kabupaten Subang sudah UHC (Universal Health Coverge).(sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait