Kabupaten Bekasi, SpiritNews-President University mendorong sistem pendidikan tinggi dan kurikulum untuk mahasiswanya dalam rangka menghadapi era kemajuan teknologi digital atau yang populer disebut era industri 4.0. Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian Indonesia turut mendukung strategi President University tersebut.
“Ada tiga pilar pendidikan yang dibangun oleh President University untuk menghadapi era industri 4.0, yaitu pengembangan riset bioteknologi dan medical science, pendidikan yang berbasis budaya, serta penggunaan teknologi informasi (IT) dalam pembelajaran kepada mahasiswa,” ungkap pendiri President University, SD Darmono dalam keterangan tertulis, Selasa (26/6/2018).
Hal itu diungkapkan Darmono dalam acara diskusi Mendorong Implementasi ‘Making Indonesia 4.0’ bersama Menteri Perindustrian Republik Indonesia Airlangga Hartarto. Acara tersebut digelar di President Executive Club, Capitol Business District, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Airlangga mengatakan ini adalah era yang berbasis teknologi. “Revolusi industri keempat ini adalah era industri berbasis kemajuan teknologi digital dan big data,” katanya.
Lanjut Airlangga, pada akhir abad ke-18, revolusi industri 1.0 menggunakan otot dan tenaga mekanis yang berbahan tenaga air dan uap. Pada abad ke-20 era revolusi industri 2.0 dimulai dengan menggunakan teknologi produksi masal dan pemanfaatan listrik. Selanjutnya, era revolusi industri 3.0 pada awal 1970 ditandai dengan penggunaan robot dan teknologi IT unutk otomatisasi.
Masih menurut Airlangga, implementasi ekonomi digital dalam industri di Indonesia akan memacu pertumbuhan ekonomi senilai 2% dari pertumbuhan ekonomi normal. Pernyataan tersebut sekaligus menepis kekhawatiran bahwa pemanfaatan teknologi IT dan digital akan memicu timbulnya pengangguran karena penggantian tenaga manusia oleh mesin dan robot yang semakin pintar.
Oleh karena itu, secara khusus Airlangga mengapresiasi langkah strategis President University dalam menyambut era industri 4.0, “Kementerian Perindustrian mendukung upaya President University dalam menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era ekonomi digital melalui terobosan pendidikan berbasis bioteknologi dan medical science, budaya dan kemajuan IT,” ujarnya.
Saat ini, Kementerian Perindustrian mengantisipasiperkembangan teknologi dan digital dengan mengembangkan sektor industri prioritas melalui program ‘Making Indonesia 4.0’. Sektor tersebut antara lain sektor industri manufaktur di bidang makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, serta kimia, dan elektronik.
Airlangga mengakui bahwa untuk bisa memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut, Indonesia harus mengembangkan SDM yang semakin terdidik. Di sinilah pendidikan, termasuk yang dikembangkan President University memainkan peran yang sangat strategis.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik President University, Dwi Larso sebagai moderator diskusi mengungkapkan bahwa President University ingin menghasilkan SDM yang tidak hanya berprestasi secara akademis, namun juga unggul dan berdaya saing karena kekuatan karakter.
Menurutnya, yang utama adalah memiliki keterampilan yang siap pakai di industri, dunia kerja, atau sebagai entrepreneur.
“President University akan turut mengambil peran dalam mencetak tenaga-tenaga ahli sesuai roadmap program ‘Making Indonesia 4.0’,” jelasnya.
Diskusi Mendorong Implementasi ‘Making Indonesia 4.0’ terselenggara atas kerja sama antara Kementerian Perindustrian Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia, Himpunan Kawasan Industri (HKI), dan PT Jababeka Tbk dan Prsident University. Hadir pula beberapa pejabat pemerintah, seperti Bupati Kabupaten Bekasi Neneng Hasanah dan anggota DPR bersama jajaran direktur jenderal dari Kementerian Perindustrian.(SpiritNews)