Anak Sekolah Segera Kembali Duduk di Bangku Sekolah

  • Whatsapp
spiritnews.co.id
Psikolog, Dian Kusumawati

Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Proses belajar mengajar diwacanakan kembali ke bangku sekolah usai pandemonium Covid-19.

Psikolog, Dian Kusumawati, mengatakan, beberapa kelas dan sekolah di negara Norwegia, Jepang, Denmark, China dan Taiwan saat ini telah memulai kembali aktivitas sekolah dan segera menyusul Amerika dan juga Indonesia.

Bacaan Lainnya

Tentu saja hal ini memiliki dua sisi dampak pada masyarakat, satu sisi merasa antusias karena anak-anak dapat kembali bersekolah, namun juga di satu sisi merasa khawatir akan keamanan dari berkembangnya penularan Covid-19.

“Ada dua hal yang menjadi perhatian jika anak-anak sudah kembali belajar di sekolah, dan hal ini harus menjadi perhatian,” kata Dian, Rabu (13/5/2020).

Secara psikologis, setiap manusia akan merasa lebih nyaman dan sejahtera jika berada dalam situasi yang memiliki kepastian dan dapat diprediksi.

Kondisi pandemi Covid-19 ini, termasuk memiliki potensi sebagai sumber kecemasan, karena proses penyebaran yang sangat cepat dan hingga saat ini belum didapatkan kepastian untuk dapat mengatasinya.

“Namun demikian, tampaknya dunia tetap harus berputar, dalam arti setiap warga dunia saat ini perlu menghadapi kenyataan bahwa setiap pihak perlu beradaptasi untuk menjalani kegiatan ditengah Covid-19,” katanya.

Adanya wacana untuk dibukanya kembali kegiatan di sekolah, membutuhkan adanya persiapan yang matang, tidak hanya dalam bentuk dukungan sarana prasarana yang dibutuhkan sekolah, namun juga perlu adanya kebijakan dan protokol teknis secara jelas terkait dengan tahapan kegiatan serta prosedur keamanan diri siswa untuk terhindar dari penularan virus.

Kejelasan panduan ini secara psikologis sangat dibutuhkan untuk mendukung proses adaptasi yang akan dijalani oleh pihak sekolah, siswa, dan juga orang tua.

“Sehingga sekolah, siswa dan juga orang tua perlu memahami bahwa akan terdapat rutinitas baru yang akan berjalan di sekolah dengan penjelasan yang jelas dan rinci akan lebih membantu semua pihak untuk beradaptasi dengan rutinitas baru tersebut. Selain itu, proses adaptasi ini tidak dapat dilakukan secara sekaligus, namun perlu dilakukan secara terprogram dan bertahap,” jelasnya.

Anak-anak perlu beradaptasi dengan kenyataan baru, bahwa mereka akan dicek kesehatannya setiap akan masuk sekolah, akan terdapat kewajiban untuk menjaga jarak antar teman dalam bermain dan belajar di sekolah.

Kegiatan di kantin sekolah tentunya juga akan mengalami perubahan dibandingkan sebelumnya.

Seluruh manajemen, staf dan guru di sekolah juga perlu beradaptasi terkait protokol kesehatan mulai dari menyediakan fasilitas dan sarana yang memadai untuk standar kesehatan, seperti menempatkan meja di ruang kelas dengan jarak enam kaki, mempersiapkan alokasi biaya untuk hand sanititizer dan juga disinfektan ruangan kelas secara rutin.

“Selain itu, persiapan untuk adaptasi dalam metode dan proses pembelajaran juga perlu menjadi sorotan. Kegiatan belajar mengajar di sekolah juga kemungkinan akan dipersingkat, karena siswa perlu dipisah dalam jadwal sekolah yang bergilir. Sekolah juga perlu menentukan cara terbaik untuk memantau dan mengingatkan para siswa, dengan cara yang tetap menjaga rasa nyaman para siswa di sekolah,” ujarnya.

Para orang tua juga perlu beradaptasi dengan perubahan dan ketentuan baru, dalam tata tertib di sekolah, proses antar jemput anak dan juga memahami betul prosedur yang perlu dilakukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah  ketika anak akan berangkat sekolah, dan juga pulang sekolah.

Secara singkat wacana akan dibukanya kembali kegiatan di sekolah membutuhkan adanya kejelasan protokol dari pemerintah dan juga membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk menjalankan protokol tersebut.

Berdasarkan kondisi ini, maka pemerintah perlu segera menetapkan dan melakukan sosialisasi terkait protokol yang diperlukan.

“Dengan kejelasan protokol dan tahapan yang akan berlangsung, secara psikologis, hal ini dapat mempermudah proses adaptasi yang diperlukan, dan juga dapat menjadi koridor untuk mengembangkan working aliance atau kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk menjamin berjalannya pelaksanan kegiatan di sekolah secara optimal,” ungkapnya.(giri)

Pos terkait