Peluang dan Tantangan Bonus Demografi Indonesia untuk Masyarakat Aceh

  • Whatsapp
https://spiritnews.co.id/
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menghadiri wisuda sarjana Universitas Samudera (Unsam) Langsa, Rabu (24/10/2018).

Kota Langsa, SpiritNews-Ledakan usia produktif yang akan diterima Indonesia pada tahun 2020-2035, adalah sebuah peluang dan tantangan bonus demografi yang sangat besar. Pada periode itu, setidaknya 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia berada pada usia produktif. Namun bukan semata peluang untuk bangkit, jika tidak dikelola dengan baik bonus demografi juga bisa menjadi awal keruntuhan.

“Bonus demografi adalah peluang yang sangat strategis bagi Indonesia untuk melakukan percepatan pembangunan, karena banyak tersedianya sumber daya manusia produktif. Sebaliknya bonus demografi akan menjadi kejatuhan suatu bangsa jika tidak dimanfaatkan dengan mempersiapkan diri dalam menyongsong era tersebut,” ujar Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dalam orasi ilmiahnya pada wisuda sarjana Universitas Samudera Langsa, di Aula Unsam, Rabu (24/10/2018).

Bacaan Lainnya

Berdasarkan perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018 ini jumlah penduduk Aceh sekitar 5,2 juta jiwa, dimana jumlah pemuda atau orang yang berusia antara 16-30 tahun berkisar 24,5 persen atau sekitar 1,3 juta jiwa. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh sangat fokus memformulasikan program yang berkaitan dengan pendidikan generasi muda untuk menyongsong bonus demografi tersebut.

Baca Juga: Berbekal Bonus Demografi, Indonesia Siap Hadapi Ekonomi Digital

“Pentingnya pembangunan generasi muda merupakan objek utama dari program penguatan pendidikan pemerintah Aceh saat ini. Dalam 15 program unggulan Aceh Hebat yang tertuang di dalam RPJM Aceh 2017-2022, tiga diantaranya berkaitan dengan pemuda dan pendidikan, yaitu Program Aceh Carong, Aceh Meuadab dan Aceh Teuga,” ungkap Nova.

Dijelaskan, Program Aceh Carong menekankan kepada prestasi pendidikan Aceh di tingkat nasional melalui perbaikan fasilitas, kualitas guru, dan peningkatan sistem. Aceh Meuadab fokus pada upaya mengembalikan khittah Aceh melalui implementasi nilai-nilai Islam. Sedangkan Aceh Teuga fokus pada perbaikan SDM pemuda.

Plt Gubernur berharap, lembaga pendidikan tinggi berperan mendukung ketiga program ini, agar cita-cita mencetak generasi kreatif dapat terwujud. “Terkait pendidikan tinggi memang pengelolaannya berada di bawah koordinasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Namun percayalah, Pemerintah Aceh tidak akan berdiam diri,” kata Nova.

Berita Lain: Sambut Bonus Demografi, Potensi Pemuda Harus Dimaksimalkan

“Saat ini, pemerintah sangat membutuhkan tangan-tangan terampil untuk berkarya di masyarakat. Karena itu, harus siap menatap masa depan dengan optimis dan percaya diri. Jika gigih dan bekerja keras, Insya Allah keberhasilan akan bisa dicapai,” pungkas Nova.(mah)

Pos terkait